SANTAPAN ROHANI:RABU, 1 FEBRUARI 2023

IBADAH YANG TIDAK BERKENAN BAGI TUHAN

Oleh: Pdt. Juliana Zai, STh.

Yesaya 66: 3 “Orang menyembelih lembu jantan, namun membunuh manusia juga, orang mengorbankan domba, namun mematahkan batang leher anjing, orang mempersembahkan korban sajian, namun mempersembahkan darah babi, orang mempersembahkan kemenyan, namun memuja berhala juga. Karena itu: sama seperti mereka lebih menyukai jalan mereka sendiri, dan jiwanya menghendaki dewa kejijikan mereka”

Sahabat yang dikasihi Tuhan,
Ayat renungan hari ini memberitakan tentang perbuatan atau tindakan peribadahan bangsa Israel yang tidak berkenan bagi Tuhan. Adanya kemunafikan dalam ibadah dan penyelewengan-penyelewengan dalam ritual penyembahan. Bangsa itu beribadah kepada Tuhan dan juga sekaligus menyembah atau memuja berhala. Tuhan sangat tidak menyukai atau bahkan menentang orang-orang yang menduakan Tuhan. Demikian juga ritual-ritual peribadahan semu tidak berkenan di hadapan Allah, terlebih bila itu semua dilakukan dengan sekehendak hati. Sebaliknya, Allah menghendaki umat-Nya untuk melakukan ibadah sejati yang diperkenan di hadapan Tuhan.

Renungan hari ini mengungkapkan kemunafikan ibadah Israel yang tidak menyenangkan Tuhan. Umat itu kelihatan saleh dan taat dalam peribadahan, tetapi dari segi tindakan atau perbuatan, tidak menunjukkan karakter atau perbuatan yang baik. Ada banyak kepalsuan dan kemunafikan dalam ibadah mereka. Kejahatan ditutupi dengan kesalehan peribadahan. Mereka menyembelih lembu jantan, namun membunuh manusia juga, mereka mengorbankan domba, namun mematahkan batang leher anjing, mereka mempersembahkan korban sajian, namun mempersembahkan darah babi, mereka mempersembahkan kemenyan, namun memuja berhala juga. Inilah kejahatan dan kemunafikan serta kepalsuan dalam ibadah yang tidak berkenan bagi Tuhan yaitu seolah-olah saleh padahal yang dilakukan adalah tindakan yang salah.

Sahabat yang dikasihi Tuhan,
Sebagai umat Kristen, hendaklah peribadahan yang kita lakukan adalah ibadah yang sejati dan berkenan bagi Tuhan. Jauhkanlah peribadahan yang palsu, pura-pura dan munafik yang kelihatan rajin sekali beribadah tetapi rajin juga berbuat jahat, rajin berdoa tetapi rajin juga memfitnah, rajin memberikan persembahan dan ucapan syukur tetapi rajin juga memuja berhala dan mempersembahankan korban-korban sajian, dan sebagainya.

Maka melalui renungan hari ini mengingatkan kita supaya semua yang kita lakukan, baik tindakan, perbuatan, perkataan dan juga pujian, doa dan persembahan, semuanya merupakan persembahan dan ibadah kita kepada Tuhan. Karena itu kita tidak boleh menilai diri sudah beribadah, menyenangkan Tuhan, hanya karena sudah kegereja, atau para imam karena sudah berkhotbah. Apalagi gereja dijadikan pusat pencucian dosa dengan doa, pujian, dan persembahan yang melimpah. Ini kejahatan rohani yang serius. Tuhan tidak tertarik dengan segudang kegiatan kerohanian umat. Dia memandang jauh kedalam hati, dan melihat tuntas semuanya, di semua jalan kehidupan manusia. Tuhan menuntut ibadah yang sejati, bukan sekedar ritual keagamaan.

Oleh karena itu, marilah kita jauhkan diri kita dari ibadah-ibadah yang yang tidak berkenan bagi Tuhan, dan biarlah hidup kita, tubuh kita dan semua hal yang kita lakukan merupakan ibadah dan persembahan yang harum dan yang berkenan bagi Tuhan. Hendaknya kita mengevaluasi ibadah kita apakah  sesuai dengan keinginan Tuhan atau tidak. Ibadah bukanlah mencari kepuasan diri sendiri, melainkan mengagungkan Tuhan. Amin. Salam sehat dan bersemangat dalam penyertaan Tuhan (JZ).

Upload: C.St. Dr. Hisar Sirait (HKBPDEPOK1)

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: