SANTAPAN ROHANI: SENIN, 27 MARET 2023

MENJAGA KEKUDUSAN SEBAGAI UMAT TUHAN
OLEH: Pdt. Jualiana Zai, STh

Imamat 10: 10-11 “Haruslah kamu dapat membedakan antara yang kudus dengan yang tidak kudus, antara yang najis dengan yang tidak najis, dan haruslah kamu dapat mengajarkan kepada orang Israel segala ketetapan yang telah difirmankan TUHAN kepada mereka dengan perantaraan Musa”

Sahabat yang dikasihi Tuhan.
Di zaman modern ini, Kekudusan merupakan satu hal yang sudah dianggap kuno. Pergaulan bebas, penyalah gunaan narkotika, mabuk-mabukan dan segala macam penyimpangan prilaku manusia dianggap sebagai hal yang “wajar.” Namun sebagai umat Tuhan, kita harus tetap menjaga kekudusan sebab Allah yang kita sembah adalah Allah yang kudus. Seperti yang tertulis dalam 1 Petrus 1:15-16 “Tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus”.

Perintah untuk menjaga kekudusan hidup adalah perintah Allah kepada umat yang dikasihi-Nya. Allah yang kuduslah yang menguduskan umat-Nya, sehingga manusia yang berdosa dapat menjadi kudus. Manusia berdosa dapat menjadi kudus hanya bila statusnya telah dikuduskan oleh Allah. Oleh karena Allah telah menguduskan kita maka kita harus mau menjaga kekudusan itu. Menjaga kekudusan berarti tidak menjadi serupa dengan dunia ini. “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna” (Roma. 12:2). Jadi dengan hidup kudus maka umat Allah berbeda dengan orang yang bukan umat Allah.

Sahabat yang dikasihi Tuhan,
Nas renungan hari ini merupakan Firman Tuhan kepada Harun agar dia dan anak-anaknya menjaga kekudusan hidup yaitu tidak minum anggur atau minuman keras ketika mereka masuk ke dalam Kemah Pertemuan (ayat 8-9). Harun dan anak-anaknya
Harus dapat membedakan antara yang kudus dengan yang tidak kudus, antara yang najis dengan yang tidak najis (ayat 10-11). Mereka juga harus dapat mengajarkan hal itu kepada orang Israel. Namun dalam renungan ini mungkin yang dimaksud tidak hanya menjaga kekudusan dengan tidak minum anggur atau minuman keras, tetapi mereka harus dapat mengetahui dan membedakan antara yang kudus dan yang tidak kudus, antara yang najis dan yang tidak najis. Sebab mereka akan melayani Tuhan yang kudus dalam Kemah Pertemuan, maka mereka juga harus menjaga kekudusan agar mereka dapat layak di hadapan Tuhan, sebab tanpa kekudusan, tidak ada seorang pun yang dapat melihat Tuhan.

Sahabat yang dikasihi Tuhan,
Demikian juga dengan kita sebagai umat Tuhan di zaman sekarang ini. Hendaknya kita mau tetap hidup kudus dan berusaha menjaga kekudusan itu sebab kita adalah milik kepunyaan Allah Yang Kudusa. Kita diberikan akal budi dan hikmat untuk dapat membedakan mana yang baik, mana yang tidak baik; mana yang jahat, mana berkenan dihadapan Tuhan. Kita harus hidup di dalam terang Firman Tuhan dan menjadi anak-anak terang yang mau menjauhkan diri dari segala macam tindakan atau perbuatan percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan. Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono, karena hal-hal ini tidak pantas, tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur. Karena ingatlah ini baik-baik: tidak ada orang sundal, orang cemar atau orang serakah, artinya penyembah berhala, yang mendapat bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah (Efesus 5: 3-5).

Menjaga kekudusan mutlak harus menjadi bagian dari hidup kita. Itu adalah panggilan hidup kita sebagai umat Tuhan. Teruslah menjaga kekudusan hidup dimanapun Tuhan hadirkan kita. “Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan” (Ibrani 12:14). Amin.

Salam sehat dan bersemangat dalam penyertaan Tuhan (JZ)

Upload: CSt. Dr. Hisar Sirait (Seksi Pendidikan HKBP Depok 1)

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: