SANTAPAN ROHANI, SENIN 26 FEBRUARI 2024

TUHAN MENYELAMATKAN KITA

Pdt. Juliana Zai, STh

2 Samuel 22: 3 “Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku, tempat pelarianku, juruselamatku; Engkau menyelamatkan aku dari kekerasan”

Pernahkah engkau dihadapkan dengan kebingungan, bahwa meskipun engkau melakukan perenungan dan berdoa setiap hari, akan tetapi persoalan hidup selalu datang silih berganti? Mengapa bisa demikian? Bagaimana kita bisa keluar dari persoalan dan menyelesaikannya?

Kita semua pernah mengalami ketakutan, kecemasan, kesedihan, kekuatiran, dan sebagainya. Kegalauan seringkali menguasai hidup kita apalagi setelah kita mengalami sebuah tragedi yang menyedihkan. Lalu, bagaimana kita mengatasi kegalauan dan kesedihan di hati kita? Tentunya sebagai umat Kristen kita diingatkan untuk bersandar kepada Tuhan dan berpegang teguh pada janji-janji-Nya, bahwa Tuhan selalu ada bersama dengan kita menyertai, menolong, memberkati, melindungi dan menyelamatkan kita.

Jangan meragukan kuasa dan janji Tuhan yang sudah diberikan kepada kita hanya karena kita sedang berada dalam kegelapan dan badai persoalan hidup. Tetapi hendaklah kita kembali meyakinkan hati, pikiran dan jiwa kita bahwasanya Tuhan Yang kita sembah dan muliakan adalah Tuhan yang dapat diandalkan dalam segala hal. Jadikanlah Tuhan Allah sebagai tempat perlindungan yang ternyaman sebab Dia adalah perisai hidup kita.

Hal inilah yang dialami dan dilakukan oleh Daud. Daud mengalami masa-masa sulit yang penuh dengan kegalauan, ketakutan, kesedihan, kekuatiran dan sebagainya. Kita bisa bayangkan bagaimana perasaan yang dirasakan oleh Daud ketika dia dikejar-kejar oleh Saul dan musuh-musuhnya yang ingin menyingkirkannya bahkan ingin membunuhnya. Bayangkan bagaimana kesedihan, ketakutan, dan kekecewaan yang dirasakan Daud pada saat ancaman selalu mengejar-ngejarnya. Meski demikian, Daud tetap mengandalkan Tuhan dan berpegang teguh pada janji-Nya. Daud yakin bahwa Tuhan Allah akan segera menolong dan menyelamatkannya. Bagi Daud, Tuhan adalah kekuatan dan perisai dalam hidupnya. Daud percaya sepenuhnya kepada Allah.

Renungan hari ini merupakan nyanyian syukur Daud kepada Tuhan karena telah melepaskannya dari cengkeraman semua musuhnya dan dari cengkeraman Saul. Dalam nyanyian syukurnya, Daud mengatakan: “Ya, TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku, tempat pelarianku, juruselamatku; Engkau menyelamatkan aku dari kekerasan” (2 Sam. 22: 2-3). Daud percaya bahwa Tuhan adalah sumber kekuatan dan perisai hidupnya dalam menghadapi semua pergumulannya. Dengan kepecayaan dan keyakinan yang teguh, Daud mengungkapkan bahwa hanya Tuhan sajalah yang dapat melepaskannya dari cengkeraman semua musuh-musuhnya termasuk Saul. Dalam ayat 18-19 Daud mengatakan: “Ia melepaskan aku dari musuhku yang gagah, dari pada orang-orang yang membenci aku, karena mereka terlalu kuat bagiku. Mereka menghadang aku pada hari sialku, tetapi TUHAN adalah sandaran bagiku”.

Bahkan untuk semua hal yang terjadi dalam hidup Daud, ia percaya bahwa jalan Tuhan selalu indah bagi dirinya. Hal ini diungkapkan Daud dalam 2 Samuel 22: 31: “Adapun Allah, jalan-Nya sempurna; sabda TUHAN itu murni; Dia menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya”. Dalam hal ini dapat kita pahami bahwa jalan Tuhan sempurna, sabda-Nya murni dan Tuhan menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya. Kuasa dan penyertaan Tuhan Allah menjadi nyata dalam hidup kita bila kita percaya bahwa Allah adalah kekuatan dan perisai dalam hidup kita. Tidak ada musuh apapun yang sanggup melawan kita bila Tuhan yang menjadi teman dalam perjalanan hidup kita.

Sekalipun badai topan dan gelombang kehidupan menerpa kita, kita tidak perlu takut, sedih, kuatir yang berlebihan sebab Tuhan selalu ada bersama dengan kita untuk menopang dan menolong kita. Sebesar apapun musuh yang kita hadapi, baik berupa masalah, persoalan, pergumulan dan lain sebagainya, semuanya pasti dapat kita hadapi dan lalui sebab Tuhan selalu ada bersama-sama dengan kita. Tuhan menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya.

Ketika kita dalam kesesakan, beban hidup yang tak kunjung usai, onak duri dan kerikil tajam menyakitkan hati, hendaklah kita berseru kepada Tuhan dan menantikan pertolongan-Nya dengan sabar hati. Berserulah kepada Tuhan maka Dia mendengarkan seruan kita. Hal inilah yang dilakukan Daud yang berseru kepada Tuhan. “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada TUHAN, kepada Allahku aku berseru. Dan Ia mendengar suaraku dari bait-Nya, teriakku minta tolong masuk ke telinga-Nya” ( 2 Sam 22:7). Pertolongan kita hanyalah dari Tuhan semata, maka kita harus menjaga hidup agar berkenan kepada-Nya.

Dalam situasi apapun yang kita hadapi, menyenangkan atau tidak, sakit atau sehat, bahagia atau sedih, hendaknya kita tetap senantiasa berseru/ berdoa kepada Tuhan. Marilah kita merendahkan diri dihadapan Tuhan dan menyerahkan segala kekuatiran kita kepada-Nya sebab Dia yang memelihara hidup kita (1 Pet.5:6-7). Ingatlah bahwa Tuhan menyelamatkan kita dari segala hal yang mengancam hidup kita dan juga dari kekerasan yang menghimpit kita. Amin. Salam sehat dan bersemangat dalam penyertaan Tuhan (JZ).

Upload: St. Dr. Ir. Hisar Sirait, M.A

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: