SANTAPAN ROHANI, SELASA: SELASA, 29 NOVEMBER 2022

TUHAN SETIA PADA JANJI-NYA, TETAPLAH BERPENGHARAPAN

OLEH: Pdt. Juliana Zai, S.Th.

Yeremia 14: 21 “Janganlah Engkau menampik kami, oleh karena nama-Mu, dan janganlah Engkau menghinakan takhta kemuliaan-Mu! Ingatlah perjanjian-Mu dengan kami, janganlah membatalkannya!”

Sahabat yang dikasihi Tuhan,
Suami dari Mawar (bukan nama sesungguhnya) sakit keras lalu meninggal dunia. Tiga bulan kemudian Mawar ditipu rekan bisnisnya. Dua bulan kemudian Mawar mengalami kecelakaan lalu lintas dan harus dirawat di rumah sakit.

Mawar menatap langit-langit ruang inapnya. Ia teringat satu per satu peristiwa buruk yang ia alami. Matanya mulai berkaca-kaca. “Mengapa Tuhan membiarkan aku mengalami semua ini? Apakah Tuhan tidak lagi mengasihiku?”

Kondisi dan situasi Mawar alami mungkin mewakili kondisi dan situasi yang saat ini banyak orang alami. Kesusahan yang satu belum berakhir sudah datang kesusahan yang lain. Air mata penderita yang kemarin belum kering, hari ini kita menangis karena derita dan duka cita yang lain. Membuat kita bertanya-tanya, “apakah Tuhan masih mengasihiku?”

Sahabat yang dikasihi Tuhan.
Bangsa Israel (Yehuda) pada waktu itu juga sedang mengalami penderitaan dan pergumulan yang berat. Keterpurukan dialami oleh umat Tuhan. Allah berfirman kepada Yeremia mengenai musim kering yang panjang, yang akan melanda seluruh Israel, mengakibatkan sumur kering, tanah menjadi retak dan tandus, binatang sekarat dan mati, serta petani gagal panen. Yang terdengar hanyalah tangisan perkabungan dan teriakan minta tolong. Bukan hanya kekeringan saja, terjadi peperangan, kelaparan, dan penyakit sampar. Nabi-nabi palsu, isterinya, dan anak-anaknya akan mati karena perang dan kelaparan. Mayat mereka tercampak di sepanjang jalan Yerusalem.

Melihat kondisi dan situasi umat yang semakin menyedihkan, Yeremia memohon kepada Tuhan agar kiranya Tuhan berkenan mengingat kembali janji-Nya. Sebuah janji yang pernah diucapkan Tuhan bahwa Dia akan selalu menjaga, menolong, menyertai, memberkati dan menyelamatkan umat-Nya. Dalam permohonan itu Yeremia mewakili suara umat menyampaikan kepada Tuhan bahwa mereka mengharapkan damai sejahtera dan kesembuhan. Dan dalam ayat renungan hari ini, Yeremia mengatakan: “Janganlah Engkau menampik kami, oleh karena nama-Mu, dan janganlah Engkau menghinakan takhta kemuliaan-Mu! Ingatlah perjanjian-Mu dengan kami, janganlah membatalkannya!” Ia memohon kepada Allah agar membatalkan niat-Nya menghancurkan Israel. Ia berusaha mengingatkan Allah akan perjanjian-Nya dengan nenek moyang Israel.

Yeremia tahu kepada siapa dia berharap, TUHAN adalah pengharapan yang dapat diandalkan. Pengalaman hidup adalah tempat dan momentum untuk mengalami dan membuktikan kasih TUHAN. Kebaikan Tuhan bukan hanya nyata saat keadaan baik-baik saja seperti tidak ada masalah. Melainkan lebih sering kita dapat menikmati bimbingan dan bentukan TUHAN lewat masalah dan pergumulan hidup. Sesungguhnya TUHAN sedang membarui umat-Nya Israel lewat pengalaman buruknya agar kembali bergantung dan berharap kepada TUHAN semata. Yeremia mendampingi umat Allah dalam melewati masa sulit ini, dia meratap bersama dengan umat, bahkan berdoa bagi keselamatan umat-Nya.

Ketika mengalami pengalaman buruk yang tidak kita inginkan, tetaplah berharap dan percaya kepada TUHAN. Dia tidak akan mengecewakan. Justru sikap yang kita perlu ambil adaslah saling menguatkan dan menghiburkan, agar bersama mampu melihat keajaiban dan kehendak TUHAN melewati segala kesusahan dan penderitaan. Ketika tetap memilih dan bertahan dalam penderitaan seraya tetap berpengharapan kita akan dapat membuktikan bahwa, Tuhan selalu dapat mendatangkan kebaikan melalui segala peristiwa yang terjadi dalam hidup kita (Roma 8:28). Sehingga kita dapat mengatakan, segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (Filipi 4:13).

Tuhan berjanji bahwa Dia akan selalu ada bersama dengan kita dalam segala situasi dan kondisi. Seperti yang tertulis dalam Ulangan 31:8 “Sebab TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati.” Jadi, jika saudara bertanya-tanya apakah Tuhan Allah telah berhenti mengasihimu, Ingat saja bahwa Allah kita adalah Allah Yang Mahakuasa dan Mahakasih. Dia tidak akan berhenti mengasihi kita. Berdoalah memohon kekuatan kepada-Nya, Tuhan setia pada janji-Nya, Dia akan membarui segalanya dan menjadikan segalanya menjadi baik bagi kita. Jangan pernah kehilangan pengharapan. Salam Advent.

Salam sehat dan bersemangat dalam penyertaan Tuhan (JZ)

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: