Santapan Rohani: Selasa, 28 Februari 2023

JAUHI YANG JAHAT

Oleh: Pdt. Juliana Zai, STh

Amsal 17:4 “Orang yang berbuat jahat memperhatikan bibir jahat, pendusta memberi telinga kepada lidah yang mencelakakan”

Sahabat yang dikasihi TUHAN.

Semua manusia berdosa, bahkan tabiat manusia cenderung mengarah kepada kejahatan. Alkitab mengisahkan bahwa TUHAN pernah “menyesal” pernah menciptakan manusia, karena ternyata manusia lebih cenderung untuk menyukai kejahatan (Kej. 6:5-6). Tabiat untuk hidup dalam dosa itulah yang diwariskan sejak Adam jatuh dalam dosa. Tetapi syukur kepada Allah, Yesus Kristus telah menjadi Korban tebusan bagi kita, agar kita dimerdekakan dari perbudakan dosa. Oleh karena Anugerah dan Belas Kasih Allah dalam Kristus, kita dapat mengenali kebenaran dan memiliki hati nurani yang telah dimurnikan. Sehingga dengan mengingat Anugerah dan Belas Kasih Allah kita dimampukan hidup dalam kebenaran oleh karena Iman dalam Kristus Yesus.

Nas hari ini mengingatkan kita untuk menjauhi kejahatan. Pikiran yang jahat akan mendorong manusia untuk bergaul dan berbuat jahat. Nasihat yang jahat bahkan mencelakakan akan menjadi kesukaan bagi orang yang pikiran dan hatinya berisi kejahatan. Oleh karena itu, penting sekali hati dan pikiran kita dipelihara dalam kemurnian. Yesus Kristus telah memurnikan kita oleh karena darah-Nya, yang telah dicurahkan sebagai ongkos tebusan bagi kita. Bagaimana caranya agar kita menjauhi kejahatan.

  1. Hati dan pikiran perlu diisi selalu dengan ingatan akan Kasih Tuhan atas kita. Dengan mengingat sengsara Kristus yang memberi kita anugerah kehidupan akan banyak menolong kita menjauhi yang jahat. Dengan demikian kita perlu menambah pengetahuan kita akan Karya Keselamatan Allah melalui Kristus Yesus.

  2. Membiasakan diri bergaul dengan orang-orang yang mendorong atau memotivasi kita untuk tetap hidup dalam kasih dan kebenaran. Rasul Paulus mengingatkan kita dalam 1 Kor. 15:33 bahwa pergaulan yang buruk akan merusak kebiasaan baik yang kita tahu dan anut. Dan juga jangan lupa bahwa Alkitab menyebutkan nama lain dari Iblis/Setan sebagai Si Jahat dan Bapa Pendusta. Bergaullah dengan anak-anak Tuhan, yang mencintai kebenaran, keadilan, belas kasih, dan kesetiaan.

  3. Ingat juga bahwa Anugerah Allah dan Belas Kasih-Nya sudah melimpahi kehidupan kita dalam iman kepada Yesus Kristus, sekali pun secara tabiat kita masih saja ada kemungkinan jatuh kembali berdosa. Inilah yang disebut oleh Martin Luther simul iustus et pecator. Oleh karena itu, jika Firman Tuhan masih menegur atau mengingatkan kita akan anugerah dan kasih karunia Tuhan, segeralah bertobat dan kembali kepada Tuhan. Setiap hari dalam kehidupan kita adalah kesempatan untuk bertobat dan kembali kepada Allah. Amin. Salam sehat dan bersemangat dalam penyertaan Tuhan (JZ)

Upload: CSt. Dr. Hisar Sirait (Sie Pendidikan)

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: