YESUS MENGASIHI SEMUA ORANG
OLEH: Pdt. JULIANA ZAI, STh
Markus 2: 17 “Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”
Sahabat yang dikasihi Tuhan
Pernahkah Anda gelisah melihat seorang yang terhormat atau seorang yang Anda kagumi, dia makan minum dan bersahabat dengan orang yang Anda tidak suka? Atau orang itu sedang makan dan minum berteman dengan orang yang status derajatnya jauh lebih rendah dari Anda? Kalau Anda merasa gelisah atau marah plus kecewa terhadap orang yang Anda kagumi itu, masalah bukan pada dia, tetapi pada diri Anda.
Bagi Pemuka Yahudi di jaman Yesus, pemungut cukai derajatnya lebih rendah dari nyamuk, mereka adalah alat penjajah untuk menghisap darah orang Yahudi. Apalagi karena yang disebut pemungut cukai adalah orang Yahudi, maka mereka adalah orang yang benar-benar tidak dihormati saudara sebangsanya. Bagi Farisi dan Ulama Yahudi, masyarakat biasa apalagi yang miskin dianggap sebagai “orang berdosa”, karena dalam kehidupan sehari-hari mereka sering mengabaikan Hukum Taurat dalam pekerjaan mencari nafkah. Sedangkan Farisi, Saduki, Kaum Imam dan Ahli Taurat adalah orang-orang yang cara hidup dan moralitasnya sungguh mumpuni. Mereka adalah orang yang taat dan mampu melakukan Hukum Taurat. Kaum Farisi bukan hanya Pejabat Agama, mereka juga adalah Guru Moral Bangsa.
Nah, mereka yang hidup keagamaannya beres merasa heran dan ngedumel melihat Yesus makan dan minum, bahkan tampak bersahabat, duduk bersama dengan orang-orang rendahan, yaitu Pemungut Cukai dan Orang Berdosa. Waaaahh… ada apa ini? Koq Pengajar yang Bijaksana, Pengkhotbah Ulung, Pembuat Mujizat seperti Yesus bersahabat dengan “orang berdosa” dan Pemungut Cukai? Jangan-jangan Yesus itu…
Sahabat yang dikasihi TUHAN.
Yesus menjawab, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.” Jawaban Yesus ini sungguh menunjukkan hati Allah sesungguhnya. Yesus mengkoreksi pandangan tentang Allah yang selama ini diajarkan bahkan dipahami oleh kebanyakan orang, yaitu bahwa Allah adalah Mulia yang menuntut ketaatan dan kesalehan. Ternyata Allah merindukan semua orang tinggal di hadirat-Nya, tinggal di dalam dan bersama Dia. Betapa Allah memanggil dan mau bersahabat dengan semua orang. Dosa tidak menghambat Allah mengasihi kita, bahkan Dia datang dan hadir untuk “menyembuhkan” kita dari dosa. Dosa dengan kejam telah memisahkan kita dari Allah. Dosa membuat kita terpisah dengan Sang Sumber Hayat, yang dengan Nafas-Nya memberi hidup, dan hal ini sungguh sangat menyakitkan. Tuhan Yesus datang, hadir, dan berkenan duduk bersama dengan “orang berdosa” adalah untuk membawa kita kembali ke dalam naungan Kasih Allah.
Sahabat yang dikasihi Tuhan.
Allah sungguh mengasihi kita orang berdosa ini. Tuhan tahu bahwa kuasa dosa ingin membuat kita semakin jauh dari TUHAN dan membuat hidup kita seperti tidak berharga. Nas hari ini mengingatkan kita, bahwa Tuhan Yesus adalah sahabat orang-orang yang berdosa, agar kita kembali menerima anugerah pengampunan. Kasih dan Pengampunan-Nya akan menyembuhkan hidup kita. Jangan ragu atau merasa tidak layak untuk menerima kebaikan Tuhan. Amin. Salam sehat dan bersemangat dalam penyertaan Tuhan (JZ)
Upload by: CSt, Dr. Hisar Sirait