SANTAPAN ROHANI, SABTU 11 MARET 2023

HATI MANUSIA MENCERMINKAN MANUSIA ITU SENDIRI

Oleh: Pdt. JULIANA ZAI, STh

Amsal 27: 19 “Seperti air mencerminkan wajah, demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu”

Sahabat yang dikasihi Tuhan,  Ada pepatah yang mengatakan, “Dalamnya laut dapat diukur, dalamnya hati siapa tahu?” Peribahasa ini menggambarkan bahwa akan sangat sulit untuk kita menduga pikiran dan hati seseorang, bahkan kita tidak dapat menebak bagaimana karakter seseorang. Seperti yang sering kita lihat, beberapa orang mungkin terlihat sangar, bengis dan cuek dari luar, tetapi setelah diselami dan berkomunikasi dengan baik kita baru tahu bahwa ternyata dia sangat lembut, ramah dan baik hati.  Bagaimana karakter seseorang tidak dapat kita tebak atau kita nilai jika hanya sebatas dari segi fisik luarnya saja. Tetapi kita dapat menilai karakter seseorang dari perbuatannya yang baik atau yang jahat. “Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya” (Lukas 6: 45). Kita dapat membedakan yang baik atau yang jahat dari niat, motivasi dan kinerja seseorang secara konsisten, karena apa yang dia katakan dan lakukan persis seperti yang ada dalam hati dan pikirannya. Orang baik memiliki niat baik di dalam hatinya, dan memiliki hati nurani serta akal yang sehat. Jika orang baik yang benar-benar mengejar kebenaran melakukan sesuatu yang melanggar nilai moral, atau melakukan sesuatu yang jahat, dia akan merasa gelisah dan dituduh di dalam hatinya, dan orang yang berhubungan dengannya dapat mengetahui dan melihatnya bahwa dia sedang melakukan apa yang tidak benar.  Sedangkan orang jahat dalam hatinya selalu memiliki niat-niat yang jahat pula. Betapa jahatnya perbuatan orang jahat, dia mengira itu adalah kemampuannya, dan metodenya sampai telah mencapai tujuan. Dia merasa bahwa dia lebih baik dari orang lain, jadi dia tidak menyesal, dan dia tidak membenci dirinya sendiri, bahkan merasa lebih mampu dari yang lain, merendahkan orang lain, ini adalah orang yang jahat. Oleh karena itu, orang jahat tidak menyesal setelah melakukan kejahatan dan tidak memiliki hati nurani. Dia menyukai kejahatan, dan dia berpikir bahwa dia harus seperti ini, dan ini adalah perilaku normal menurutnya, sehingga orang tidak dapat melihat penyesalan dan perubahan dalam diri orang jahat.

Sahabat yang dikasihi Tuhan, Renungan hari ini mengatakan: “Seperti air mencerminkan wajah, demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu” (Amsal 27: 19). Hal ini menyatakan bahwa hati manusia mencerminkan manusia itu sendiri. Artinya apa yang ada dalam hati seseorang pasti akan terefleksi dalam ucapan dan tindakannya. Kalau suasana hati sedang tidak beres maka segala ucapan dan tindakannya pun pasti tidak beres.  Hati merupakan salah satu organ tubuh manusia yang memiliki peranan yang sangat penting dalam diri kita. Hati adalah master kontrol pada diri manusia. Baik buruknya seseorang, dapat ditentukan oleh hatinya. Kerena itu, jagalah hatimu baik-baik, sebab hatimu menentukan tindakan, ucapan maupun perbuatanmu atau bahkan masa depanmu. Jika hatimu maka baik pula tindakan, perkataan, perbuatan bahkan masa depanmu. Jadi jelas ada hubungan antara hati dan jalan hidup kita. Banyak orang berkata bahwa pikiran atau otak manusia yang menetukan jalan hidupnya, akan tetapi Firman Tuhan katakan bahwa hatilah yang menentukannya. Oleh karena itu kita harus menjaga hati kita dengan sebaik-baiknya. *“Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” (Amsal 4:23).

Sahabat yang dikasihi Tuhan, Hati manusia mencerminkan manusia itu sendiri. Maka hendaklah kita menjaga dan memelihara suasana hati kita dengan sebaik-baiknya. Hendaklah kita bertekun membaca dan mengayati Firman Tuhan serta tetap berdoa kepada Tuhan agar hati kita tetap dipelihara oleh-Nya. Dengan demikian suasana hati kita menjadi baik, damai, tenang, sukacita dan sehat sebab telah dipelihara dengan baik oleh Tuhan dan Firman-Nya. Maka biarlah hati kita mencerminkan karakter kita sebagai anak-anak Tuhan yang hidup dalam kasih, sukacita dan damai sejahtera. Amin.  Salam sehat dan bersemangat dalam penyertaan Tuhan (JZ).

upload : CSt. Dr. Hisar Sirait, M.A

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: