LEBIH BAIK TAHAN UJI DARI PADA INGIN DIPUJI
Pdt. Juliana Zai, STh.
NATS ALKITAB:
2 Korintus 10:18 “Sebab bukan orang yang memuji diri yang tahan uji, melainkan orang yang dipuji Tuhan.”
Sahabat yang dikasihi Tuhan,
Pasti senang rasanya dipuji oleh orang lain, benar tidak? Rasanya seperti populer. Apalagi di budaya populis sekarang melalui media sosial, kebanyakan orang ingin menjadi populer dengan ingin tampil menarik, disukai, dilihat dan diperhatikan oleh banyak orang, seperti menjadi pusat perhatian dunia. Pada dasarnya semua manusia suka untuk menjadi perhatian dan dipuja dan puji. Rasa bangga akan pujian yang diterima menambah orang untuk menampilkan diri lebih lagi, dan sebenarnya itu adalah narsisme, atau bangga dengan memuji diri sendiri.
Percaya diri berbeda dengan memuji diri. Rasa percaya akan kemampuan diri sendiri adalah buah dari kesadaran diri yang sudah tahan uji. Berbeda dengan memuji diri, tahan uji adalah kemampuan setelah melewati berbagai latihan dan ujian. Keinginan dipuja-puji adalah perasaan menjadi disanjung dan beroleh kemuliaan. Makanya memuji diri sendiri bentuk lain dari kesombongan atau bermegah diri.
Sahabat yang dikasihi Tuhan,
Rasul Paulus menanggapi cibiran dan tudingan mengenai dirinya. Ada beberapa orang yang memberikan komentar miring dan cenderung mau membunuh karakternya sebagai Rasul Kristus. Mereka bukan saja karena keraguan akan kerasulannya, melainkan ada kepentingan terselubung dengan menjelek-jelekkan Paulus, yaitu menggagalkan Pemberitaan Injil Kristus. Dengan membuat orang lain merendahkan seorang Paulus, sesungguhnya sedang menghambat Penyebaran Kerajaan Allah, agar banyak orang tidak lagi percaya kepada warta kebenaran Kasih Allah.
Tetapi Rasul Paulus bukan membela diri, melainkan menunjukkan karakter sesungguhnya dari Para Rasul Kristus, yaitu menunjukkan bahwa sesungguhnya yang sedang dialami dan dilakukannya adalah memakai perubahan hidup Paulus sebagai bukti nyata Injil Kristus. Kehidupan Paulus adalah khotbah atau warta Injil Kristus. Kehidupan yang bukan lagi berpusat pada kepentingan diri sendiri, bukan mencari keuntungan, atau pun mengejar popularitas, apa lagi untuk dipuji-puji, melainkan berpusat pada Kristus. Untuk menyatakan kemegahan dan kemuliaan Kristus, bukan kemuliaan diri. Hal ini membutuhkan latihan dan ujian, seperti meneladani Kristus yang telah mengosongkan diri untuk menyelamatkan dunia, dan latihan dan ujian itu adalah meneladani Kristus dalam penderitaan.
Sahabat yang dikasihi Tuhan.
Godaan untuk bermegah diri atau dipuja-puji akan selalu ada. Tidak salah memandang diri sendiri dengan cara yang positif, tetapi harus kita ingat, jangan sampai jatuh kepada kesombongan atau “mencuri kemuliaan TUHAN”. Hidup kita adalalah milik Tuhan, di dalam Kristus, dan berpusat kepada TUHAN. Lebih baik, mari kita ijinkan seluruh kehidupan kita menjadi Pujian bagi Kristus, dengan menyatakan perubahan hidup sebagai dampak dari Berita Injil yang telah kita terima. Amin. Selamat Beraktifitas.
Salam sehat dan bersemangat dalam penyertaan Tuhan (JZ)