SANTAPAN ROHANI: RABU, 12 APRIL 2023

ALLAH SANGGUP MERENDAHKAN MEREKA YANG BERLAKU CONGKAK

Oleh: Pdt. Juliana Zai, STh.

Daniel 4:37 “Jadi sekarang aku, Nebukadnezar, memuji, meninggikan dan memuliakan Raja Sorga, yang segala perbuatan-Nya adalah benar dan jalan-jalan-Nya adalah adil, dan yang sanggup merendahkan mereka yang berlaku congkak”.

Sahabat yang dikasihi Tuhan,
Congkak bisa diartikan dengan sombong, tinggi hati, menghargai diri sendiri secara berlebihan, adanya sikap atau perbuatan yang merendahkan orang lain, merasa bangga dengan diri sendiri sehingga merasa lebih segala-galanya dibanding orang lain. Ciri-ciri orang congkak atau sombong adalah sering membangga-banggakan diri sendiri, bersifat narsis, selalu ingin dipuji, merasa benar sendiri, tidak pernah menghargai orang lain, tidak mau mendengar orang lain, sering melecehkan orang lain di depan orang banyak dengan mengucapkan kata-kata kotor.

Dalam dunia nyata, banyak pemimpin yang congkak, karena merasa dirinya lebih kaya, lebih sukses atau lebih tinggi tingkat pendidikannya. Orang congkak biasanya membenci kecongkakan orang lain. Orang yang congkak sering tersinggung dengan kecongkakan orang lain. Padahal Kecongkakan adalah perbuatan dosa yang tidak disukai oleh Tuhan. Tuhan menentang orang yang congkak. Seperti yang tertulis dalam Yakobus 4:6b “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihi orang yang rendah hati”

Kecongkakan hati atau kesombongan raja Nebukadnezar diketahui oleh Tuhan Allah sehingga Nebukadnezar diingatkan lewat mimpi. Mimpinya itu menggelisahkan hati dan pikirannya. Semua orang berilmu dipanggilnya untuk mengartikan mimpinya tetapi tidak ada satupun yang berhasil. Daniel datang menghadap Raja lalu raja menceritakan mimpinya itu. Adapun mimpi Nebukadnezar adalah: di tengah-tengah bumi ada sebatang pohon yang sangat tinggi, yang bertambah besar dan kuat, tingginya sampai ke langit, dan dapat dilihat sampai ke ujung seluruh bumi. Daun-daunnya indah, buahnya berlimpah-limpah, padanya ada makanan bagi semua yang hidup; di bawahnya binatang-binatang di padang mencari tempat bernaung dan di dahan-dahannya bersarang burung-burung di udara, dan segala makhluk mendapat makanan dari padanya. Kemudian tampak seorang penjaga, seorang kudus, turun dari langit yang berseru dengan nyaring: “Tebanglah pohon itu dan potonglah dahan-dahannya, gugurkanlah daun-daunnya dan hamburkanlah buah-buahnya! Biarlah binatang-binatang lari dari bawahnya dan burung-burung dari dahan-dahannya!”

Daniel pun menterjemahkan mimpi raja Nebukadnezar dan berkata bahwa pohon itu adalah Raja Nebukadnezar sendiri, yang akan bertambah besar dan kuat, yang kebesarannya bertambah sampai ke langit dan yang kekuasaannya sampai ke ujung bumi. Tetapi Tuhan Allah Yang Mahatinggi telah memutuskan bahwa Nebukadnezar akan dihalau dari antara manusia dan tempat tinggalnya akan ada di antara binatang-binatang di padang; kepadanya akan diberikan makanan rumput, seperti kepada lembu, dan dia akan dibasahi dengan embun dari langit. Demikianlah akan berlaku atas raja itu sampai tujuh masa berlalu, hingga dia mengakui, bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya.

Setelah itu Daniel mengajak Raja Nebukadnezar untuk bertobat dari dosa kejahatan. Jika raja itu mau bertobat dan mengakui bahwa Allah di Sorgalah yang mempunyai kekuasaan, maka kerajaannya akan dikembalikan kepadanya. Daniel menasihatkan Raja itu agar melepaskan dirinya dari dosa dengan melakukan keadilan dan menunjukkan belas kasihan terhadap orang yang tertindas. Atas nasihat itu maka Raja pun mau bertobat sehingga kerajaannya dikembalikan kepadanya. Maka, Nebukadnezar pun memuji, meninggikan dan memuliakan Raja Sorga. Raja itu pun mengakui bahwa segala perbuatan Tuhan Allah adalah benar dan jalan-jalan-Nya adalah adil, dan Tuhan sanggup merendahkan setiap orang yang berlaku congkak. Pada akhirnya, Raja Nebukadnezar memuji dan membesarkan nama Tuhan Allah.

Sahabat yang dikasihi Tuhan,
Tuhan Allah tidak menyukai sifat tinggi hati atau congkak atau sombong. Tuhan akan murka kepada orang-orang yang tinggi hati dan memberkati setiap orang yang berjalan dalam kerendahan hati. Tidak ada tempat bagi orang sombong, congkak dan tinggi hati dalam kerajaan sorga. Apa yang dialami oleh raja Nebukadnezar menjadi contoh dari penolakan Allah terhadap kecongkakan atau kesombongan. Allah adalah pribadi yang suci dan kudus. Oleh karena itu hendaklah kita mencerminkan kebesaran Allah lewat perbuatan kasih kita terhadap sesama, menjauhi dosa kejahatan, membuang sifat ego, tinggi hati dan congkak. Amsal 16:18 “Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan.” Kecongkakan atau tinggi hati dalam diri seseorang bisa mendatangkan kehancuran dan kejatuhan pada hidupnya. Maka penting bagi kita untuk tetap memelihara hubungan yang baik dalam doa kepada Tuhan agar kita dijauhkan dari sifat congkak dan sombong. Baik atas kekayaan ataupun kepintaran. Banyak-banyaklah mengucap syukur dan lakukan perbuatan baik kapan saja dan dimana saja. Jangan congkak atau sombong sebab Allah sanggup merendahkan mereka yang berlaku congkak. Amin. Salam sehat dan bersemangat dalam penyertaan Tuhan (JZ).

Upload: CSt. Dr. Hisar Sirait

 

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: