SANTAPAN ROHANI: MINGGU, 4 DESEMBER 2022

HIDUP SUCI DALAM PENANTIAN HARI KRISTUS

Oleh: Pdt. Juliana Zai, STh.

Nats Alkitab:

Ev: Filipi 1: 3-11
Ep: Mazmur 24: 1-10

Sahabat yang dikasihi Tuhan,
Paulus sedang berada dalam penjara ketika dia menuliskan dan mengirimkan suratnya kepada jemaat Kristen Filipi. Ketika dalam penjara itulah Paulus menceritakan dan menuliskan bagaimana rasa sukacita dalam hatinya mengingat kebersamaan dan kebaikan hati jemaat Filipi pada waktu mereka masih bersama-sama bahkan sampai Paulus dipenjara pun, jemaat Filipi tetap memberikan perhatian kepadanya. Tidak hanya itu, sukacita dan ucapan syukur Paulus pun semakin bertambah ketika dia mendengar kabar akan pertumbuhan iman jemaat Filipi.

Meskipun Paulus menghadapi masa-masa yang sulit, Paulus ingin mengingatkan jemaat di Filipi untuk tetap setia kepada Injil Kristus, yang pertama kali diberitakan Paulus kepada mereka. Paulus mengingatkan jemaat Filipi bahwa mereka mungkin saja menghadapi penderitaan seperti dirinya (1: 30; 2: 17-18), tetapi mereka tidak boleh takut terhadap penderitaan tersebut, karena “segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku” (4: 13). Kata-kata peneguhan iman yang terdapat dalam surat singkat kepada jemaat Filipi ini telah memberi kekuatan kepada orang-orang Kristen pada waktu itu dan juga kepada kita jemaat Kristen di zaman sekarang ini.

Sahabat yang dikasihi Tuhan,
Sungguh suatu hal yang indah, ketika kenangan dan ucapan syukur meluap dari hati karena sesuatu yang baik, menyenangkan dan berkesan. Ketika kita memiliki kenangan yang indah dan baik akan suatu daerah atau tempat pelayanan, tentunya kita akan terkenang dan hal itu merupakan suatu pengalaman yang menyenangkan, yang amat berharga. Pengalaman inilah yang diceritakan Paulus kepada jemaat Filipi dalam suratnya, yaitu kebersamaan yang menyenangkan, yang menjadi kenangan yang indah dan manis serta penuh dengan ucapan syukur.

Dalam perikop ini, Paulus memberikan tanda-tanda kehidupan Kristen, yaitu:

1. Kehidupan Umat Kristen selalu ditandai dengan sukacita dan ucapan syukur (ayat 3-5).

Paulus bersukacita dan mengucap syukur kepada Tuhan karena jemaat itu tetap setia dalam injil Yesus Kristus (4). Sekalipun Paulus sedang dalam penjara dan mengalami pergumulan berat, Paulus mau mengajarkan jemaat itu akan pentingnya bersukacita dan mengucap syukur dalam segala hal, termasuk ketika dalam penderitaan ataupun penganiayaan. Hal ini dapat kita lihat dalam Filipi 4: 4, “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!” Ayat ini mengingatkan kita akan pepatah yang mengatakan: jangan pernah izinkan orang lain merenggut kebahagiaanmu. Begitu pula yang dialami oleh Paulus, ia tidak membiarkan atau pun mengizinkan penderitaan, pergumulan, penjara bahkan para pengejek, penista dan penagiayanya mengendalikan ataupun merebut kebahagiaannya. Karena kebahagiaan itu adalah urusan hati dan pikiran pribadi kita, maka hal apapun yang terjadi dan menimpa kita tidak akan merebut, merusak, menggangu bahkan mengambil sukacita dan syukur kita. Sukacita kita sebagai orang Kristen bukan berdasarkan situasi atau kondisi melainkan karena kemurahan hati Allah yang selalu memelihara, menyertai, menjagai dan memberkati setiap umat milik kepunyaan-Nya.

2. Kehidupan umat Kristen selalu ditandai dengan adanya Persekutuan yang mau bersaksi (ayat 6-8)

Ketika seseorang menikmati suatu anugerah yang besar tentulah naluri pertamanya adalah ia ingin membagikannya dengan memberitakannya kepada orang lain. Seperti pengalaman melewati masa-masa sulit, tentunya dengan sukacita akan diberitakan bagaimana ia dapat melewati semuanya itu kepada orang lain. Sebab ada sukacita ketika kita menceritakan pengalaman itu, demikian pula dalam memberitakan Injil Yesus Kristus. Selalu ada suka cita yang melimpah dalam hati dan pikiran kita ketika kita memberitakan Injil Yesus Kristus, apalagi bila diberitakan dalam bentuk kesaksian iman. Persekutuan umat Kristen yang dibangun diatas dasar Injil Kristus selalu membawa jiwa yang mau bertumbuh dalam iman dan akan selalu merindukan pemberitaan Injil itu sendiri. Injil yang sedang diberitakan di seluruh dunia akan selalu membawa umat hidup dalam kasih mesra Kristus dan hidup dalam kerinduan bersama Kristus.

3. Kehidupan umat Kristen selalu ditandai dengan Doa dan Hidup dalam Kesucian (9-11).

Doa Paulus bagi umat Filipi adalah agar Kasih mereka bertumbuh makin besar setiap hari. Melalui kasih yang bersumber dari Kristus Yesus, itulah yang memampukan setiap orang Kristen dapat memiliki pengetahuan dan pengertian yang benar sehingga mereka mampu memilih mana yang baik, dengan demikian mereka dapat hidup suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus. Dengan kasih yang bersumber dari Kristus, umat Kristen juga diingatkan untuk dapat menjadi orang-orang yang berbuahkan kebenaran sesuai dengan apa yang telah dikerjakan Yesus Kristus bagi mereka, sehingga mereka tetap dapat menjadi umat yang memuliakan dan memuji-muji Tuhan Allah.

Itulah sebabnya Paulus berdoa agar jemaat itu tetap hidup dalam Kasih yang bersumber dari Yesus Kristus. Kasih selalu peka terhadap pikiran dan hati orang yang dikasihi itu. Apabila kasih secara buta dan serampangan melukai perasaan orang yang dikasihi, itu sama sekali bukan kasih. Apabila kita sungguh-sungguh mengasihi Yesus, maka kita ingin menjadi peka terhadap kehendak-Nya, semakin besar kita mengasihi Dia, semakin besar kita akan menjauhkan diri dari yang jahat secara naluriah dan menginginkan yang benar. Kasih yang sejati tidak buta. Kasih itu akan memampukan kita untuk selalu melihat perbedaan antara yang palsu dan yang asli.

Jadi, orang Kristen yang suci dan sejati tidak akan menjadikan dirinya sebagai batu sandungan bagi orang lain. Kehidupan umat Kristen hendaknya dapat menjadi teladan yang baik bagi semua orang baik melalui perkataan, maupun perbuatan terlebih lagi dalam iman. Umat Kristen hendaknya dapat menjalani kehidupannya sedemikian rupa sehingga dalam segala hal mereka dapat menunjukkan sikap dan perbuatan yang memuliakan Tuhan. Segala perbuatan umat Kristen selalu ditujukan untuk kemuliaan dan pujian kepada Tuhan Allah. Kebaikan hati orang Kristen dalam pekerjaan maupun pelayanan tidak pernah dimaksudkan supaya dapat pujian atau nilai lebih tetapi untuk pujian dan hormat bagi Allah. Orang Kristen dapat melakukan setiap perbuatan baik bukan karena hasil usahanya sendiri melainkan hanya karena kasih karunia Allah yang menyertai dan memampukannya.

Oleh karena itu, hendaklah kita menjadi umat kristen yang mau bersukacita dan mengucap syukur dalam segala hal, menjadi umat yang bersekutu dalam iman dan bersaksi serta menjadi orang-orang yang mau berdoa. Marilah kita hidup dalam kesucian dengan menjadikan tubuh kita sebagai persembahan yang harum bagi Tuhan. Hari kedatangan Kristus akan sama seperti kedatangan seorang raja. Pada hari yang demikian rakyat wajib menghadiahi raja dengan hadiah-hadiah yang terbaik untuk menandakan kesetiaan mereka dan menunjukkan kasih mereka. Satu-satunya hadiah yang diinginkan Yesus Kristus dari kita adalah diri kita sendiri. Jadi, tugas seseorang yang paling agung ialah untuk menjadikan hidupnya pantas untuk dipersembahkan kepada Tuhan Allah. Hanya kasih karunia Allah yang dapat memampukan kita untuk melakukannya. Roma 12: 1, “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.” Amin.

Salam sehat dan bersemangat dalam penyertaan Tuhan (JZ).

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: