SANTAPAN ROHANI: JUMAT, 6 JANUARI 2023

JANGAN MENCOBAI TUHAN ALLAH

OLEH: Pdt. Juliana Zai, STh.

Lukas 4: 12 Yesus menjawabnya, kata-Nya: “Ada firman: Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!”

Sahabat yang dikasihi Tuhan,
Iman dan kesetiaan kita kepada Tuhan Allah diuji ketika kita diperhadapkan dengan penderitaan, pergumulan, kebutuhan makan minum, sakit penyakit dan pergumulan-pergumulan lainnya terkait dengan kebutuhan sehari-hari. Seperti yang dialami oleh bangsa Israel yang bertengkar dengan Musa ketika mereka haus dalam perjalan ke luar dari Mesir dan tiba di Rafidim. Bangsa itu meragukan kuasa Tuhan sehingga mereka bersungut-sungut dan marah kepada Musa yang telah membawa mereka keluar dari Mesir. Atas perintah dan Firman Tuhan, Musa memukul gunung batu dan dari dalamnya keluarlah air, sehingga bangsa itu dapat minum. Dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai TUHAN dengan mengatakan: *”Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?” (Keluaran 17:7). Iblis sering memakai kelemahan, kesusahan, penderitaan, sakit penyakit, lapar, haus dan pergumulan lainnya, agar kita bersungut-sungut sehingga jatuh ke dalam dosa dan pada akhirnya meragukan kuasa Tuhan. Namun renungan hari ini mengingatkan kita agar jangan meragukan kuasa Tuhan.

Dalam perikop renungan hari ini merupakan bagian tentang Pencobaan di padang Gurun. Yesus berpuasa selama empat puluh hari lamanya dan Iblis mencobai Yesus dengan menunjukkan kuasa-Nya sebagai Anak Allah dan menyuruh batu ini menjadi roti. Tetapi Yesus berkata: “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja.” (Luk.4: 1-4). Setelah itu, Iblis membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia. Iblis menyuruh Yesus agar sujud menyembah dia dan dia akan memberikan segala kuasa serta kemuliaannya kepada Yesus. Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” (Luk.4:5-8). Kemudian ia membawa Yesus ke Yerusalem dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu menyuruh Yesus menunjukkan kuasa-Nya sebagai anak Allah agar menjatuhkan diri-Nya ke bawah. Iblis berkata bahwa malaikat-malaikat akan diperintahkan Allah untuk melindungi Yesus dan mereka akan menatang-Nya di atas tangan mereka supaya kaki Yesus jangan terantuk kepada batu. Akan tetapi Yesus menjawabnya, kata-Nya: “Ada firman: Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!” (Luk.4: 9-12).

Sahabat yang dikasihi Tuhan,
Iblis sering mempengaruhi pikiran bahkan hati kita untuk berkompromi dengan dosa. Dengan berbagai kesulitan, persoalan, pergumulan yang terus menerus kita hadapi membuat kita bersungut-sungut, marah, bertengkar dan bahkan meragukan kuasa Tuhan dan mempertanyakan: “Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?” Hal ini membuat kita meragukan Tuhan dan kuasa-Nya, sehingga ada orang yang mau mencuri, berbohong, menipu, korupsi, menerima suap asalkan kebutuhan hidupnya terpenuhi, makan, minum dan berfoya-foya. Ada orang yang pergi berobat ke orang pintar, dukun dan ahli supra natural asalkan bisa sembuh dari sakitnya. Ada orang yang memakai black magic, white magic, pemanis, pelaris, penangkal ini itu, penjaga tubuh dan lain-lain supaya tetap kelihatan berwibawa, disukai semua orang, sukses dalam karir, cepat dapat jodoh, usaha semakin melejit dan lain sebagainya.

Sahabatku, renungan hari ini mengingatkan kita JANGAN MENCOBAI TUHAN ALLAH! Yesus berkata: “janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!” Ini berarti jangan kita memanfaatkan apa yang menjadi kebutuhan utama kita dalam hidup ini membuat kita menjadi berkompromi dengan dosa dan meragukan kuasa Tuhan. Tuhan Allah tidak akan membiarkan diri-Nya dipermainkan oleh siapapun apalagi sampai dicobai. Oleh karena itu, Jangan lengah sebab iblis sangat licik. Jangan biarkan Iblis mempermainkan iman percaya kita kepada Tuhan. Marilah tetap beriman dan setia kepada Tuhan Allah dan janganlah mencobai-Nya. Amin.

Salam sehat dan bersemangat dalam penyertaan Tuhan (JZ).

Upload by: C.St. Dr. Hisar Sirait

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: