SANTAPAN ROHANI: JUMAT, 23 FEBRUARI 2024

YESUS BERDOA SEORANG DIRI
Oleh: Pdt. Jualiana Zai, STh (Pendeta Fungsional HKBP Depok 1)

Matius 14:23 “Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ”

Sahabat yang dikasihi Tuhan,
Mengapa kita perlu berdoa? Bagi sebagian orang, doa tidak menjadi prioritas dalam kehidupan mereka. Apalagi, ditengah rutinitas yang begitu padat, serta kecepatan perkembangan teknologi pada masa kini bisa membuat seseorang merasa bahwa doa hanyalah membuang-buang waktu. Prioritas kita bukan lagi bertanya kepada Tuhan, namun memikirkan solusi-solusi secara manusiawi belaka.

Padahal, doa merupakan hal yang sangat penting sehingga harus diprioritaskan dalam kehidupan kita. Doa merupakan salah satu sarana bagi kita untuk berkomunikasi kepada Allah Bapap dan penyerahan hidup secara total kepada-Nya. Bahkan Tuhan Yesus sendiri sebagai Putera Tunggal Allah senantiasa berdoa kepada Bapa. Hal ini pulalah yang ditunjukkan oleh Tuhan Yesus ketika hidup di dunia. Di dalam kesibukan-Nya, Dia tetap memprioritaskan doa dan menjaga relasi dengan Bapa.

Sahabat yang dikasihi Tuhan,
Seorang gadis kecil berusia 11 tahun di suruh ibunya membeli sarapan di sebuah kedai pangsit yang terletak persis di depan hotel di tempat mereka menginap. Ibu yang sedang menjaga saudara laki-lakinya yang sedang sakit meyakinkan gadis kecil itu bahwa ibunya akan memperhatikan gadis kecil itu dari balik jendela kamar hotel.

Seandainya ibu menyuruh membeli pangsit itu ketika posisi mereka ada di rumah, tentu tugas itu adalah sebuah tugas yang sederhana. Tapi, rasa asing pada daerah sekitar hotel yang berada di Tiongkok dan kurangnya pengalaman membuat hal ini menjadi sebuah tugas yang sangat menantang bagi si gadis kecil.

Ditengah banyaknya orang yang keluar dan masuk kedai pangsit itu. Beberapa dari mereka sedang menyantap sarapan, beberapa yang lain sedang menunggu makanan untuk dibawa pulang, dan yang lainnya sedang meneriakkan pesanan mereka masing-masing. Antrian yang kacau membuat si gadis kecil semakin bingung hingga ia tidak tahu apa yang harus dilakukan atau dikatakannya.

Si gadis kecil mulai ketakutan dan hampir menangis, namun tiba-tiba ia teringat akan ucapan ibunya bahwa ibunya akan memantau dan memperhatikan si gadis kecil dari jendela hotel. Maka si gadis kecil itu melangkah keluar dari toko dan melihat ke arah jendela kamar hotel tempat mereka tinggal. Ibunya menepati janjinya, ibunya melihat si gadis kecil dari jendela kamar di lantai lima, dan mengacungkan jempolnya kepada gadis kecil itu. Si gadis kecil langsung merasa terhibur dan hatinya sangat lega. Sekalipun dia tidak berada tepat di samping ibunya, tetapi mengetahui bahwa ibunya ada di dekatnya dan selalu memperhatikannya, hal itu memberikannya keyakinan dan keberanian bagi si gadis kecil untuk menyelesaikan tugas yang diberikan ibunya.

Demikian juga dalam kehidupan kita sebagai umat Kristen. Meskipun kita merasa bahwa kita tidak sanggup melakukan tugas apapun di tengah hiruk pikuk dunia dan padatnya rutinitas yang kita kerjakan, maka dengan keyakinan bahwa Tuhan selalu berada dekat dengan kita dan selalu memperhatikan kita maka kita akan yakin mampu melakukan segala pekerjaan atau aktivitas kita dengan baik.

Yesus mengajarkan kita untuk selalu berdoa agar kita selalu terhubung dengan Allah Bapa. Sebagaimana nas renungan hari ini yang mengingatkan kita bahwa Yesus berdoa di sebuah bukit sebelum melanjutkan perjalanan pelayanan-Nya. Setelah Yesus memberi makan lima ribu orang, dan setelah orang banyak itu di suruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Di tengah padatnya pelayanan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus, Dia selalu berdoa kepada Allah Bapa. Berulang kali kita membaca di Alkitab bagaimana Yesus meninggalkan orang banyak untuk mengundurkan diri ke atas bukit untuk berdoa. Yesus selalu menggunakan setiap kesempatan untuk pergi ke bukit dan berdoa. Di tengah kesunyian malam, jauh dari debu dan hiruk-pikuk manusia, Yesus seorang diri menikmati keindahan dalam ketenangan dan peristirahatan dalam Roh.

Hal inilah yang menjadi perenungan bagi kita. Sekalipun kita sedang sibuk, pekerjaan menumpuk, beban hidup membuat terpuruk, maka kita seharusnya mau berdoa kepada Allah Bapa. Sebagaimana Yesus yang membutuhkan doa untuk menenangkan diri-Nya, memperoleh kekuatan baru. Demikian juga kita harus mau berdoa seperti Yesus agar kita memperoleh kekuatan dan semangat baru dalam melakukan segala aktivitas dan pelayanan kita. Selama kita masih ada di bumi ini untuk melakukan pekerjaan-Nya, yang bisa kita lakukan untuk berkomunikasi dengan-Nya hanyalah dengan berdoa. Maka, berdoalah seperti yang diajarkan Tuhan Yesus kepada kita. Amin.

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: