SANTAPAN ROHANI: KAMIS 10 NOVEMBER 2022

PERSEMBAHAN YANG HARUM BAGI TUHAN

Oleh: Pdt. Juliana Zai, S.Th.

Yehezkiel 20: 41 “Seperti kepada persembahan yang harum Aku berkenan kepadamu pada waktu Aku mengeluarkan kamu dari tengah bangsa-bangsa dan mengumpulkan kamu dari negeri-negeri, di mana kamu berserak, dan Aku akan menunjukkan kekudusan-Ku kepadamu di hadapan bangsa-bangsa.”

Sahabat yang dikasihi Tuhan.
Kalau disuruh memilih aroma apa yang saudara suka, aroma bau busuk atau aroma harum? Tentunya kita pasti memilih aroma harum, dan kalaupun ada yang suka aroma bau busuk, itu hanyalah satu diantara seratus orang. Pada umumnya kita menyukai aroma harum, wangi, parfum, dll. Kita semua mempunyai aroma kesukaan. Ada yang suka aroma kopi, aroma buah dan aroma bunga, dan sebagainya. Ketika kita mencium aroma harum maka kita akan berusaha menghirup aromanya dalam-dalam dan menikmati keharuman itu. Tetapi jika kita menghirup udara yang bau busuk maka kita akan berusaha menutup hidung bahkan ada yang sampai muntah. Dalam hal ini dapat kita pahami bahwa pada umumnya orang lebih suka aroma harum dan tidak menyukai aroma bau busuk.

Demikian juga dengan persembahan yang dipersembahkan kepada Tuhan Allah. Dalam renungan hari ini mengingatkan kita bahwa Tuhan menuntut dari umat-Nya persembahan-persembahan khusus dan sajian-sajian yang terpilih, segala yang dikuduskan (ayat 40), itulah persembahan yang harum bagi Tuhan. Seperti kepada persembahan yang harum demikianlah Tuhan berkenan kepada umat-Nya yang menjaga tubuh, jiwa dan raganya sebagai persembahan yang harum bagi Tuhan.

Mempersembahkan persembahan kepada Tuhan bukan hanya sekadar mengikuti aturan yang diberikan, bukan hanya sekedar formalitas asal ada, bukan juga soal besar kecilnya, tetapi lebih dari itu kita harus memastikan apakah persembahan kita berbau harum bagi Tuhan atau tidak? Kita masing-masing dapat memilih aroma apa yang kita persembahkan kepada Tuhan, aroma bau busuk atau aroma harum. Jika kita memberikan persembahan dari ketidak jujuran, hasil kejahatan, hasil rampasan, hasil penindasan, dan bahkan persembahan itu diberikan untuk menutupi kejahatannya serta diberikan dalam keadaan terpaksa dan bersungut-sungut, maka persembahan itu beraroma bau busuk. Sebagaimana kita yang tidak menyukai aroma bau busuk, demikian juga Tuhan tidak menyukai persembahan yang berbau busuk. Tetapi jika persembahan itu kita berikan dari apa yang ada pada kita, dengan ketulusan, sukacita dan rasa syukur, maka persembahan itu menjadi persembahan yang harum bagi Tuhan.

Namun, ada yang jauh lebih utama yang harus kita persembahkan sebagai persembahan yang harum bagi Tuhan yaitu tubuh kita. Seperti yang tertulis dalam Roma 12:1 “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati”. Persembahan yang harum dan berkenan dihadapan Tuhan adalah ketika kita mempersembahkan hidup, jiwa dan raga, waktu dan materi, kemampuan dan talenta, dan semua yang ada pada kita untuk memuliakan dan melayani Tuhan. Karena itu, marilah kita berusaha untuk memberikan yang terbaik sebagai persembahan yang harum bagi Tuhan dengan menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik, serta menjaga kekudusan sebagai umat milik kepunyaan Tuhan. Amin.

Salam sehat dan bersemangat dalam penyertaan Tuhan (JZ).

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: