SANTAPAN ROHANI: JUMAT, 18 NOVEMBER 2022

SIAPAKAH SAUDARA YESUS?

Oleh: Pdt. Juliana Zai, STh

Markus 3:35 “Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku.”

Sahabat yang dikasihi Tuhan,
Ada pepatah yang mengatakan bahwa “akan ikut merasa hangat jika dekat dengan api”. Pepatah itu menggambarkan rasa senang dan ikut merasa bangga jika kita punya kerabat yang adalah orang terkenal. Pasti juga kita akan selalu menggembar-gemborkan cerita kedekatan hubungan dengan orang terkenal tersebut. Jika ada kesempatan untuk berfoto dan berbincang, tentunya kita akan memakai kesempatan itu.

Bagaimana jika kerabat dekat kita dikenal dengan sebutan “orang aneh” dan menjadi keresahan para penguasa? Tentunya kita akan ikut merasa tertekan, dan berusaha mengingatkan kerabat kita itu untuk menghentikan “keanehan”-nya. Agar kita tidak menjadi malu.

Yesus saat itu, bagi masyarakat biasa, Dia dipandang sebagai orang hebat. Tuhan Yesus dikenal sebagai pembuat mujizat, pengajar hebat dan sahabat orang kecil. Tetapi bagi kalangan elite Agama, Yesus dicap sebagai “orang gila”, “pelanggar hukum Taurat” dan “penyihir” yang memakai kuasa kegelapan untuk menyembuhkan orang sakit. Tentunya kerabat dekat Yesus mengalami perasaan yang campur aduk, bukan?

Kedatangan Maria, Bunda Yesus, bersama anak-anaknya untuk menemui Yesus tampaknya punya agenda tersembunyi. Jawaban Yesus kepada orang yang memberi tahu kedatangan mereka, seperti menolak kehadiran mereka. Tetapi sebenarnya tidak. Yesus menerima mereka dan menekankan kepada para pendengar-Nya bahwa, semua misi yang dilakukan dan dikerjakan Yesus adalah melakukan kehendak Bapa. Semua orang yang mau menjadi terdekat dengan Yesus adalah orang yang harus turut serta dalam Misi Kristus. Semua orang yang mau melakukan kehendak Allah disebut Yesus sebagai saudara-saudaraNya.

Sahabat yang dikasihi Tuhan,
Apakah motivasi kita mendekat kepada Tuhan? Jika motivasi kita berorientasi kepada keuntungan pribadi adalah suatu kesia-siaan. Tuhan Yesus menginginkan semua orang yang mendekat kepada-Nya terlibat dalam menunaikan kehendak Allah. Ini adalah panggilan kudus bagi kita semua, yaitu melakukan kehendak Sang Bapa. Yesus menyebut orang yang bersedia melakukan kehendak Allah sebagai saudara.

Maka melalui renungan ini mengajak dan mengingatkan kita bahwa ketika kita meneladani hidup Yesus dan melakukan kehendak Bapa melalui Firman-Nya, maka dialah yang disebut sebagai saudara Yesus. Maka, yang menjadi saudara Yesus dalam kebaikan adalah kita yang mau setia dan taat menghayati serta melakukan Firman Tuhan. Amin.

Salam sehat dan bersemangat dalam penyertaan Tuhan (JZ).

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: