SANTAPAN ROHANI: JUMAT 11 NOVEMBER 2022

FIRMAN TUHAN TETAP UNTUK SELAMA-LAMANYA

Oleh: Pdt. Juliana Zai, S.Th

1 Petrus 1: 25 “tetapi firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya.” Inilah firman yang disampaikan Injil kepada kamu”

Sahabat yang dikasihi Tuhan.
Pernahkah terpikirkan betapa istimewa dan beruntungnya saudara dan saya sebagai manusia? Keberuntungan itu bukan karena tubuh yang lengkap atau cantik-buruknya rupa kita lho, karena ada orang yang terlahir dengan keterbatasan fisik. Kalau ukuran istimewa dan beruntung itu dinilai dari hal fisik atau keadaan saja, betapa celakanya kita, karena fisik dapat berubah dan keadaan juga tidak ada yang abadi. Bukankah tubuh bisa mengalami sakit, menjadi cacat, menjadi lemah? Bukankah juga kecantikan dan kegagahan bisa hilang seketika? Bukan keadaan, bukan juga karena hal yang fisik, atau pun harta benda yang menjadi ukuran keistimewaan dan keberuntungan kita, bukan dari hal yang akan binasa dan yang tidak kita bawa saat kita mati. Coba renungkan betapa istimewa dan beruntungnya kita sebagai manusia karena Yesus Kristus Tuhan kita.

Ya, karena Kasih Karunia Allah dalam Yesus Kristus, kita semua adalah istimewa dan beruntung. Benar tidak? Allah yang Maha Kuasa, yang dengan Firman-Nya semua menjadi ada dan tercipta, Dia menjelma menjadi manusia. Dia menjalani, menanggung dan mengalami langsung semua derita, kesusahan dan ketakutan kita sebagai manusia yang fana ini, bahkan mengalami kematian. Bukankah kematian adalah momok yang menakutkan bagi kita? Tetapi Dia bangkit, kematian tidak memiliki kuasa menelan Firman Allah yang menjadi manusia itu. Bukankah adalah istimewa menjadi manusia, sampai Tuhan yang Mahasegalanya menjelma menjadi kita?

Inilah keistimewaan dan keberuntungan kita, yaitu betapa berharganya kita di pandangan Allah! Saudara dan saya adalah istimewa karena Allah, karena Firman Allah menjelma menjadi manusia. Artinya bagaimana pun, apa pun, siapa pun saudara dan saya, kita adalah istimewa dan Allah sungguh sangat peduli dengan keberadaan/eksistensi kita. Dia yang Ilahi, mengambil bagian dalam kefanaan kita. Ditambah lagi dengan baptisan, saudara dan saya telah “menjadi satu” dengan Yesus Kristus, Sang Firman yang menjadi manusia itu, melekat dengan Kristus.

Artinya, saudara dan saya, dalam keberadaan kita sebagai manusia yang fana ini sesungguhnya sedang mengambil bagian dalam keilahian-Nya. Saudara dan saya adalah manusia biasa, tetapi kemuliaan atau kehormatan kita bukan lagi diukur dengan hal yang biasa atau yang fana, melainkan dari kemuliaan sorgawi. Sekalipun kita adalah manusia biasa, tetapi bibit sorgawi ada di dalam dirimu dan diriku. Kita terlahir ke dunia ini bukan dari benih yang fana, melainkan dari benih yang tidak fana, oleh karena Firman Allah, yang hidup dan yang kekal. Saudara dan saya terlahir ke dalam dunia yang fana ini, karena Tuhan punya tujuan yang mulia melalui kita, yaitu menyatakan kemuliaan Tuhan. Firman Tuhan yang membuat hidup kita bermakna.

Sahabat yang dikasihi Tuhan.
Itulah sebabnya, adalah penting bagi kita memelihara hidup untuk tetap berorientasi kepada tujuan dan agenda Tuhan. Jikalau kita menyadari betapa beruntung dan istimewanya keberadaan/eksistensi kita ini, adalah celaka jika kita melupakan Firman Tuhan. Sungguh menjadi kebodohan dan kesalahan besar jika kita melelahkan diri hanya untuk mengejar mengenai hal-hal yang fana, yang sementara, bukan yang kekal. Kekuasaan, kehormatan, dan kekayaan adalah seperti rumput dan keindahannya hanya seperti bunga rumput. Rumput menjadi kering, dan bunganya akan gugur. Mari tetap teguh berjuang untuk hidup seturut dengan Firman Tuhan, karena Firman-Nya kekal dan berkuasa. Jangan lupa, bahwa keberadaan eksistensi kita adalah dari benih yang tidak fana, yaitu Firman Allah. Kita membutuhkan Firman-Nya selalu. Firman-Nya adalah kehidupan kita, makanan kita, panduan bagi kita, dan terang bagi kita. Firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya. Amin.

Salam sehat dan bersemangat dalam penyertaan Tuhan (JZ)

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: