KOTBAH MINGGU, 10 SEPTEMBER 2023

Kotbah Minggu XIV Stlh Trinitatis
Minggu, 10 September 2023
Ev: Yehezkiel 33:7-11

ALLAH BERKENAN KEPADA PERTOBATAN ORANG FASIK

Oleh: Pdt.  Nekson M Simanjuntak, MTh.

Preases HKBP Distrik XXVIII Depok, Bogor, Sukabumi dan Kalimantan Barat (Deboskab)

Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati siapapun pasti senang menyambut pertobatan seseorang. Sebagai contoh seorang anak brandalan berubah menjadi anak baik, seorang alkoholik berhenti dan seorang napi pulang dengan pengabdian yang baik di masyarakat. Semua orang akan senang pertobatan seseorang dari yang buruk menjadi baik. Yesus pernah kata dalam Lukas 15:10 (TB) Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat.”

Tapi bagaimana jadinya jika orang fasik dibiarkan dan tidak ada yang menasihati? Disilah kotbah minggu ini diingatkan kepada kita akan tugas dan tanggung jawab orang percaya sebagai penjaga sesama. Kotbah minggu ini bukanlah tugas sang gembala atau para pendeta atau hamba Tuhan ansih, tetapi tugas semua orang percaya untuk menjaga setiap orang.

Memang tugas penggemabalaan itu spesifik diterima oleh para hamba Tuhan, apabila ada orang fasik mati tanpa diingatkan oleh sang gembala, maka Tuhan akan menuntut pertanggung jawaban kepada kembala dan akan berhutang nyawanya.

Marilahnkita buat contoh, jika anda pernah wisata ke daerah pantai, biasanya anda akan menemukan line pembatas sebagai petunjuk sampai dimana batas pengunjung bisa berenang. Jika ada pengunjung yang mendekati batasan ini biasanya sang penjaga pantai akan memberikan peringatan agar tidak melewati line batas karena akan berbahaya dan beresiko tinggi. Tentu line pembatas seperti ini adalah petunjuk dan alarm agar tetap dlm posisi aman. Penjaga adalah tugas yg sangat mulia karena dengan peringatannya setiap orang terhindar dari bahaya. Penjaga harus tetap berjaga kalau sempat tak mengingatkannya akan berdampak fatal. Tidak jarang pula sang penjaga harus bersuara keras pada pengunjung nakal yang berkemauan kuat melewati line. Jika penjaga tidak mengingatkan dan pengunjung mendapat musibah, sang penjaga akan kehilangan pekerjaannya.

Tugas penjaga ini perlu didalami sebagaimana pesan kotbah minggu ini.

  1. Tugas penjaga – watchman
    Gambaran penjaga merupakan istilah yang dipakai dalam Kitab Yehezkiel. Sebagai penjaga umat Israel, bagi nabi bertugas menyampaikan Firman untuk memberikan peringatan bagi umat yg melampauhi perbuatan yg tidak betkenan dihadapan Allah. Bagi umat Israel telah ada Tsurat, pesan imam dan nabi sebagai pagar bagi mereka. Namun dlm praktek kehidupan sering terjadi pelanggaran. Disinilah nabi diutus menyampaikan peringatan. Firman itu mesti disampaikan, jika umat berdosa dan kehilangan nyawanya tanpa diingatkan maka hutang nya ada pada sang penjaga. Ini suatu tugas yang maha penting dan beresiko, selain menyampaikan Firman sebagaimana dipesankan oleh Allah, sang penjaga akan berhadapan pula dengan berbagai sikap yang muncul dari umat. Respon yang diabaikan, dilecehkan, ditolak bahkan dikejar merupakan resiko berat bagi penjaga.

Penolakan terhadap peringatan nabi sering terjadi dlm kitab para nabi. Yesaya saja misalnya harus bersembunyi atas penolakan umat (Yes 8,11-22) namun terpaksa juga harus keluar karena Firman harus disampaikan. Demikian Yeremia nyawanya terancam di Atot (12,18-23) mengeluh dan meminta agar dia tidak lagi dibebani dengan tugas pewarta, namun tak ada gunanya berbantah dengan Tuhan dan mesti bernubuat dan menyampaikan pesan Allah kepada umat. Demikian Elia yang lari ke gua menyembunyikan diri dari pengejaran Izebel (1 Raj 19,9dst) namun Tuhan terus memaksanya untuk mengingatkan umat dan raja Israel yang menyimpang, memberitakan tanda dan berbagai kesaksian. Dari sini nabi sebagai penjaga sarat dengan tantangan, penolakan karena umat tak mau mendengar peringatan, sebagai ebed YHWH tidak dapat menghindar dari pengutusan. Alkitab menyampaikan juga bahwa tidak ada ruang untuk menghindar dan menolak dari tugas pengutusan, kisah ini dikemas oleh kitab Yunus. Sekalipun berat, mesti berangkat untuk mewartakan, menyampaikan firman agar sampai ke umat. Firman harus disampaikan hal diterima atau ditolak oleh umat itu bukan lagi menjadi hutang nyawa sang penjaga, namun menjadi hutang nyawanya sendiri yang tidak mau bertobat atau mengindahkan peringatan Allah.

Penjaga istilah lain dari tugas seorang nabi. Penjaga memiliki tugas berat yang panggil dan diutus Tuhan menyampaikan peringatan bagi umat. Sebagai penjaga dia mesti memantau dan melihat kehidupan umat agar tatap hidup dalam damai sejahtera, dan memberikan peringatjika ada yg menyimpang bahkan berbalik dari Tuhan.

Tugas penjaga ini merupakan hal yg pantas dikembangkan dalam kehidupan kita saat ini. Sungguh amat sedih ketika Tuhan memanggil Kain: “…dimana kah adikmu Habel?” Jawaban yang sangat mengejutkan: “…apakah aku penjaga adikku…?” (Kej 4,9). Demikian halnya pertanyaan seorang ahli Taurat dialog dengan Yesus, bertanya, “……siapakah sesamaku..?” (Mat 10,29). Ketidak pedulian dan sikap tidak mau tahu terhadap sesesama merupakan realitas sosial. Membiarkan orang melakukan kejahatan, bahkan bersekongkol dan pendukung kejahatan adalah kekejian bagi Tuhan. Kotbah minggu ini dengan munculnya tugas baru umat yaitu penjaga bagi orang lain dan menjadi saudara bagi sesama. Penjaga sesama agar tidak menyimpang atau melewati line syalom yang ditetapkan Tuhan.

  1. Memaknai peringatan – mencintai kehidupan

Ada ungkapan orang Batak yang mengingatkan pentingnya memperhatikan nasihat. Jika tidak akan menyesal kemudian.

Duda itakmi, saut ma ho maritak bari
Tuntun lomomi saut ma ho sumolsol bagi

Tinallik bulung sihupi pinarsaong bulung siala
Unang sumolsol di pudi, sipasingot soada

Dua umpasa orang Batak diatas merupakan nasehat atas peringatan yg sejajar artinya dgn ungkapan “menyesal tua, tiada guna”. Jika sudah diberi peringatan namun tak pedulikan peringatan itu, jangan salahkan siapa-siapa, rasakan sendiri akibatnya. Anda adalah korban pelanggaranmu, lain hal jika anda korban perlakuan tak adil. Jika jatuh dalam berbagai kesusahan apalagi pelanggaran itu adalah keinginan sendiri untuk pemuasan hasrat dan keinginan sempit, picik dan sesaat. Ungkapan di atas nikmatilah resiko yg dihadapi karena anda sendiri yg melanggar nasihat dan peringatan. Itu bukan lagi hutang penjaga atau pemberi peringatan namun menjadi tanggungan sendiri. Peringatan adalah petunjuk, yg mesti diperhatikan. Mengindahkannya adalah baik bagi kehidupan.

Dalam orang Batak kita kenal “poda” atau petuah yg sangat logis baik dalam adat, tutur dan hikmat menjalani hidup yg ditemukan dlm tradisi lisan. Jika itu dilakukan maka dia akan selamat dan sukses. Umat Israel amat berbeda karena mereka telah memiliki hukum yg mesti ditaati agar hidup sebagai umat Tuhan. Sebagai umat Tuhan mereka mengenal Tuhan dan kehendakNya melalui Taurat dan buku para nabi. Namun kerap kali dilanggar bahkan tak mengindahkannya. Kecaman yg sangat keraspun muncul seperti Hosea menyebutkan Lho Ami…kamu bukan lagi umatKu, dan Lho Ruhama …kamu tidak lagi diberkati. Kritik terpedas dari nabi-nabi tidak membuat mereka bertobat dan berbalik justru semakin hebatnya pelanggaran bahkan mengusir nabi dan mendatangkan nabi palsu bagi mereka. Nabi Yesaya, Yeremua dan Yehezkiel sama2 melihat jatuhnya umat Israel ke pembuangan adalah penolakan atas peringatan. Inilah resiko yang tak mengindahkan peringatan nabi, dulunya bangsa yg besar menjadi bangsa kecil yg diperbudak dan ditawan di negeri asing. Dulu memiliki kebanggaan atas berdirinya Bait Suci yang megah dihancurkan hingga tak satu batupun berdindi di atasnya. Risiko pahit memang yg tak mengindahkan peringatan. Pahitnya hidup seperti itu digambarkan dalam umpasa orang Batak:

Landit porhot gota ni si margalagala
Hanssit ngotngot naung adong i gabe soada

Peringatan sang penjaga adalah petunjuk kehidupan. Peringatan ini penting untuk dimaknai dan direnungkan sebagai ketaatan kepada Tuhan dan mencintai kehidupan. Jika ada peringatan yg mengingatkan kesalahan adalah kebaikan, “matua dilinsing Jahowa do angka na niasianNa”. Peringatan adalah alarm pentìng penting bagi kita untuk mengingatkan kita dlm berbàgai sikap, kata dan perbuatan. Mencintai kehidùpan sikap hidup yang mempèrhatikan peringatan dan berjalan dalamm petunjuk.

Memberikan peringatan adalah tugas berat apalagi bagi pelaku pelanggaran. Karena pada umumnya orang tidak suka dibatasi apalagi diingatkan perilaku yg disukai yang sesungguhnya sudah melanggar kehidupan. Namun bagi orang yang berhikmat peringatan adalah petunjuk yang membawa kehidupan. Seorang penjaga yg mewartakan pemberitaan harus memiliki keberanian bahkan berhadapan dengan berbagai resiko sebagai reaksi yang diingatkan. Tak apalah, itu tugas mulia karena kebenaran adalah tetap kebenaran.

  1. Bertobat; menyelamatkan nyawa dan memperbaiki kehidupan

Alkitab sangat banyak memberikan kesempatan untuk memperbaiki kehidupan melalui konsep pengampunan. Allah tetap mengasihi umatNya. Pengampunan itu adalah kesediaan Allah bagi manusia untuk memperbaiki kehidupannya. Allah tidak menghendaki kematian orang fasik, namun berbalik dari jalannya yang salah dan memperbaiki kehidupan merupakana sikap yang dikehendaki Allah (Yeh 33,11)

Pemazmur menyampaikan ini cukup indah dalam Maz 103,8-12,
Tuhan adalah penyayang dan pengasih
Panjang sabar dan berlimpah kasih setia
Tidak selalu ia menuntut dan tidak selamanya Ia mendendam
Tidak dilakukannya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita
Tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setiaNya atas orang-orang yang takut akan Dia
Sejauh timur dari barat, demikian dijauhkanNya dari pada kita pelanggaran kita.

hal sama sajak yang sangat indah dari Yesaya 1,18
— sekalipun dosamu merah seperti kirmizi,
Akan menjadi putih seperti salju
Sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba
Akan menjadi putih seperti bulu domba

Dua kutipan di atas merupakan deklarasi pengampunan, ada ruang perbaikan bagi pelanggaran yaitu memperbaikì diri.
Orang yang memperbaiki diri menyelamatkan nyawanya dan memperbaiki kehidupannya. Inilah yg dikehendaki Allah, karena Tuhan tidak menghendaki kematian orang fasik tetapi bertobat dan berbalik dari jalannya yang salah adalah kesenangan bagi Tuhan.

Tuhan menghendaki pertobatan orang fasik. Tuhan tidak menghendaki siapapun mati dalam kejahatannya. Allah menunggu dan pertobatan.

Ilustrasi: mungkin benar pesan dari gambar Yesus yang berditlri di depan pintu. Jika diperhatikan tidak ada gagang pintu tersebut. Kenapa demikian, karena pintu yang dimaksud adalah hati manusia. Yesus mengetuk di balik pintu dan menunggu kwdatangan kita untuk berbalik kepadaNya.

Sahabat yang baik hati, marilah kita tingkatkan sikap menjaga sesama, saling menasihati dan saling meneguhkan yangbsatu dan yang lain. Jauhkan sikap yang tidak peduli seperti jawaban Kain saat ditanya oleh Tuhan dimana adiknya Habel. Kejadian 4:9 (TB) Firman TUHAN kepada Kain: “Di mana Habel, adikmu itu?” Jawabnya: “Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?”

Sikap Kain yang merupakan pribadi yang harus kita jauhkan dari sikap pribadi kita masing-masing, tetapi minggu ini kita dipanggil sebagai penjaga sesama. Pertobatan dan keselamatan teman, sahabat dan lingkungan keluarga kota adalah tugas kita bersama.

Tuhan memberkati kita semua menunaikan tugas kita masing-masing untuk memperbaharui diri dan menjadi penjaga bagi sesamanya. Amin

 

Upload by: St. Dr. Ir. Hisar Sirait, MA.

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: