KOTBAH HARI KENAIKAN TUHAN YESUS: KAMIS, 18 MEI 2023

MENGIMANI YESUS YANG NAIK KE SORGA

Pdt. Nekson Simanjuntak, STh, MTh
Kamis, 18 Mei 2023
Nas: Yohanes 6:60-63.

Selamat hari Kenaikan dan selamat beribadah bagi kita semua! Sahabat yang baik hati, Hari Kenaikan Tuhan Yesus Kristus merupakan peristiwa besar dan penting bagi umat Kristen. Peristiwa ini dirayakan karena memiliki makna penting dalam iman orang percaya. Dengan kenaikan Tuhan Yesus kita mengetahui bahwa Yesus adalah Anak Allah yang turun dari Sorga. Yesus datang ke dunia ini untuk melakukan missi Allah dan setelah selesai menggenapi Missi Allah melalui kematian dan kebangkitanNya maka Yesus Naik ke Sorga atau kembali ke Sorga.

Peristiwa kenaikan ini sangat penting sehingga kita semua memahami rencana Allah kepada manusia dan mengenal Yesus lebih sungguh. Kenaikan Yesus menjadi jaminan bagi orang percaya yang ditebus dan diselamatkan telah memiliki tempat di rumah Bapa di Sorga. Inilah yang harus kita rayakan bahwa Yesus Naik ke sorga untuk mengarahkan kita kepada kepastian hidup yang kekal di rumah Bapa di Surga.

Nats Kotbah Minggu ini merupakan lanjutan dari penjelasan Yesus tentang Roti Hidup. Setelah Yesus memberi 5.000 orang makan dengan dua ikan dan lima roti, mereka hendak mengangkat Yesus menjadi Raja, karena padaNya tersedia Roti. Disinilah Yesus memberikan penjelasan bahwa kehadiran Yesus ke dunia ini bukanlah untuk memberikan roti yang membuat kenyang seperti nenek moyang mereka yang makan manna selama 40 tahun di perjalanan di padang gurun. Tetapi Yesus adalah Roti Hidup yang turun dari Sorga, barang siapa yang menerimanya akan beroleh hidup yang kekal.

Penjelasan Yesus membuat para pendengar gusar, ada yang geram dan ada yang bersungut-sungut. Manna roti sorgawi yang mereka kenal dalam sejarah leluhur seolah tidak berarti dibandingkan Roti Hidup yang dijelaskan oleh Yesus.

  1. Bersungut-sungut
    Penjelasan Yesus membuat mereka bersungut-sungt bahkan menganggap penjelasan Yesus perkataan hang sulit diterima akal. Sehingga ada diantara mereka geram dan bahkan marah. Mengapa mereka marah dan geream? Kemarahan orang Yahudi disebabkan mereka memahami bahwa satu-satunya Roti Hidup itu adalah “Manna”, makanan sorgawi yang disediakan Tuhan bagi umatNya ketika berjalan di Padang gurun selama 40 tahun menuju tanah Kanaan. Tidak ada roti hidup lainnya, tidak ada duanya dan tidak ada bandingnya. Maka setelah mendengar Yesus mengatakan diriNya: Roti yang Turun dari sorga dan Roti Hidup, mereka semuanya kesal, geram dan marah. Kemarahan itu ditambah lagi, saat Yesus mengatakan mereka yang makan Manna akan lapar dan haus lagi namun siapa yang datang kepada Yesus tidak akan lapar dan haus lagi selama-lamanya.

“barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.”

Apakah Yesus lebih hebat dari leluhur mereka? Selama ini Yahudi merasa paling hebat, merasa paling dekat dengan Tuhan dan paling sempurna, dengan kalimat ini Yesus mengatasi itu semua.

Benar Yesus lebih hebat dari leluhur bangsa Israel. Pengalaman mereka merupakan petunjuk yang membimbing kita memahami rencana keselamatan Allah bagi dunia. Allah memenuhi janji keselamatan itu melalui pengorbanan Yesus Kristus di salib. Yesus Kristus telah mati dan bangkit untuk kita. Dia telah mempersembahkan diriNya untuk menebus dosa kita.

Menerima Perjamuan Kudus adalah merayakan keselamatan melalui pengorbanan Yesus Kristus. Saat kita makan roti dan minum anggur kita memperingati pengorbanan Kristus untuk kita. Roti dan anggur yang kita makan dan minum adalah simbol menerima Tubuh dan darah Kristus yang dipersembahkan untuk menyelamatkan kita dari dosa dan kematian.

  1. Belum move on
    Yesus adalah Roti yang turun dari Sorga untuk memberikan kehidupan bagi manusia.
    Orang banyak belum menerima Yesus sebagai Roti Hidup karena pandangan yang berbeda. Mereka masih melihat Yesus sebagai anak Yusuf sang tukang kayu, tetapi sesungguhnya dengan pelayanan, kotbah, pengajaran dan mujizat yang dilakukan oleh Tuhan Yesus mestinya mereka sadar dan menerima Yesus adalah Anak Allah yang datang dari sorga untuk memberikan kehidupan.
    Yohanes 6:58 (TB) Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.”

Namun mereka tidak move on, karena mereka hanya berpikir pada roti yang membuat kenyang dan tak lama kemudian lapar lagi. Yesus datang bukan hanya untuk memberi roti yang membuat kenyang saja, tetapi Roti Hidup yang memberikan kehidupan yang kekal.

Ada pesan khusus dari Yesus atas ketidak mengertian mereka? Disebutkan dalam
Yohanes 6:62 (TB) Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada?
Ayat ini menunjukkan jika mereka tahu Yesus akan naik ke Sorga akan segera berubah pikiran atau move on.

Yesus naik ke Sorga adalah peristiwa Yesus kembali kepada hakekatNya yang abadi dan sorgawi. Inilah hang kita rayakan hari ini, selama kita berpikir dari kebutuhan jasmani kita tidak akan memahami keselamatan yang dibawa oleh Yesus. Melalui peristiwa kenaikan ini kita merubah cara pandang kita untuk memaknai kehidupan. Berubah dari cara pandang yang jasmani kepada kehiduoan yang rohani.

Dengan demikian orang yang merayakan Hari Kenaikan adalah ornag yang mengimani Yesus adalah Roti Hidup. Roti yanv memberikan kehidupan yang kekal bagi orang percaya.

  1. Roh Yang Memberikan Kehidupan
    Setelah memahami arti penting kenaikan, kita akan memulai kehidupan baru, yaitu kehidupan di dalam roh yang memberikan kehidupan.
    Yohanes 6:63 (TB) Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.

Jika peristiwa manna adalah peristiwa dimana Allah memelihara hidup umat Israel menuju Kanaan, itu adalah masalah roti yang membuat kenyang dan kemudian lapar lagi. Namun Yesus mengarahkan mereka kepada ajaran yang memberikan kehidupan yang kekal, yaitu ajaran keselamatan yang ada di dalam Yesus Kristus.

Dalam pandangan filsafat ada dua arus perbedaan dalam menjelaskan tentang manusia. Pandangan pertama adalah trikotomi: membedakan manusia yang terdiri dari tubuh, jiwa dan roh. Sedangkan arus kedua adalah dikotomi: jiwa dan roh. Trikotomi dilandaskan pada manusia yang terdiri dari tubuh (jasad) manusia, jiwa menyangkut perasaan dalam hati atau yang sering disebut dengan psikis. (Dalam dunia medis ini sangat nyata membedakan anatomi tubuh dan anatomi gangguan kejiwaan). Sedangkan roh adalah pikiran, alam roh manusia. Ketiga unsur ini menyatu dalam manusia yang utuh.

Memang berbicara tentang trikotomi dalam pandangan filsafat agak rumit membedakan, syukurlah kita dibantu oleh ajaran Alkitab. Sekalipun Alkitab menyebutkan ketiga unsur diatas namun dijelaskan lebih sederhana tentang ajaran dikotomi: jiwa adalah manusia didalamnya tubuh dan jiwa kita yang kita hidupi sekarang. Namun di dalam manusia ada roh yang dihembuskan oleh Allah pada diri manusia. Manusia ini terdiri dari jasmani (tubuh yang kita hidupi sekarang dan yang dapat berlalu) dan rohani: roh Allah yang diberikan kepada manusia dan roh inilah yang kembali kepada Allah ketika manusia menanggalkan tubuh jasmaninya dan memakai tubuh rohaninya setelah kebangkitan sebagaimana dijelaskan Palus dalam 1 Korintus 15:44 (TB) Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah.

Untuk lebih mudah kita pahami konsep dikotomi yaitu kita temukan pada: Pengkhotbah 12:7 (TB) dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.
Debu disini adalah manusia jasmaniah kita yang akan berlalu.

Kotbah ini menjelaskan perkataan Yesus ini agar manusia jangan hanya mengejar keinginan daging yang fana dan segera berlalu ini. Tetapi semua mengejar Rohani yang menghidupkan. Roh menuntun kita kepada kehidupan. 1 Korintus 15:45-47 (TB) Seperti ada tertulis: “Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup”, tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan. Tetapi yang mula-mula datang bukanlah yang rohaniah, tetapi yang alamiah; kemudian barulah datang yang rohaniah. Manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani, manusia kedua berasal dari sorga.

Sahabat yang baik hati! Yesus Kristus telah menebus kita dari dosa dan keinginan daging dan mengutus Roh Kudus berdiam di dalam diri kita agar kita hidup di dalam roh. Roh Kudus menguasai hidup kita. Biarlah hidup kita dituntun oleh Roh Kudus agar kita dipandu dan dituntun menuju kehidupan kekal.

Selamat merayakan hari Kenaikan, Yesus naik ke sorga untuk menaikkan harkat dan martabat manusia. Hari kenaikan mengubahnkita berpikir dari cara pandang kebutuhan jasmani kepada kehidupan yang kekal yang tersedia bagi orang percaya. Amin

Upload: CSt. Dr. Hisar Sirait, M.A.

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: