SANTAPAN ROHANI,  Senin, 01 Juli 2024

TUHAN HAKIM YANG ADIL, KEPADAMULAH KUSERAHKAN PERKARAKU

Oleh: Pdt. Juliana Zai, STh

Yeremia 11: 20 “Tetapi, TUHAN semesta alam, yang menghakimi dengan adil, yang menguji batin dan hati, biarlah aku melihat pembalasan-Mu terhadap mereka, sebab kepada-Mulah kuserahkan perkaraku”

Sahabat yang dikasihi Tuhan,
Secara manusiawi, setiap orang ingin diterima oleh orang lain. Tetapi, yang terjadi dalam kehidupan kita, kita sering mengalami penolakan, walaupun maksud kita baik. Biasanya, saat kita menghadapi penolakan, kita lalu menjadi kecewa, sakit hati, bahkan timbul keinginan untuk balas dendam. Itulah tanggapan negatif yang seringkali muncul di diri kita. Mengapa? Pada dasarnya kita tidak mau ditolak, bahkan sebaliknya, kita ingin diterima oleh orang lain, bahkan kalau bisa dihargai dan dihormati. Sebuah penolakan itu merupakan suatu hal yang sangat menyakitkan dan memalukan.

Apalagi ketika kita sudah berusaha melakukan kebenaran dan kebaikan bagi orang lain, dan ternyata direspon secara negatif bahkan kita dikucilkan oleh orang-orang disekitar kita. Hal ini membuat kita sedih dan kecewa. Kebaikan yang kita lakukan justru direspon dengan hal-hal yang tidak baik. Seperti seorang pemuda yang sudah melakukan pekerjaannya secara maksimal, sekreatif mungkin dan berusaha melakukan yang terbaik untuk memajukan perusahaan tempat dia bekerja. Ia selalu berlaku jujur, tepat waktu atau disiplin dan membuat laporan-laporan yang terbaik. Namun ternyata rekan kerjanya yang lain tidak menyukai perbuatan si pemuda tersebut, sehingga mereka berencana melakukan hal-hal yang membuat si pemuda itu agar dipecat, yaitu memanipulasi laporan-laporan yang sudah dikerjakan si pemuda. Dengan rasa sedih dan kecewa, si pemuda berusaha membela diri dan mengungkapkan bahwa ia sudah berusaha dengan jujur dan transparan membuat laporannya, tapi ternyata ada seseorang yang mengubahnya. Sang manager yang bijaksana segera membuka rekaman cctv. Kebenaran pun terungkap. Ternyata rekan kerja si pemuda itulah yang mengganti data-data laporannya. Akhirnya sang manager memecat rekan kerja si pemuda yang telah berbuat licik dan jahat itu.

Sahabat yang dikasihi Tuhan,
Kebenaran dan kebaikan akan selalu menang melawan kebohongan dan kejahatan. Seperti yang dialami oleh nabi Yeremia dalam perikop renungan hari ini. Orang-orang Anatot telah mengadakan persepakatan jahat dengan maksud membunuh Yeremia, karena ia bernubuat demi nama Tuhan, dan karena ketulusan dan kesucian hatinya untuk memberitahukan hukuman Tuhan yang akan menimpa mereka jika mereka tetap hidup dalam kejahatan dan dosa mereka. Yeremia diutus Tuhan untuk mengingatkan bangsa Israel bahwa upah atas dosa dan kejahatan yang mereka adalah mengalami murka Allah. Yeremia seperti seorang terdakwa dalam pengadilan, orang-orang Anatot mengancam Yeremia bahwa mereka akan melenyapkan Yeremia dengan cara membunuhnya.

Yeremia yang merasa tidak bersalah dan selalu memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan, maka sang nabi itupun berseru kepada Tuhan dengan mengatakan: “Tetapi, TUHAN semesta alam, yang menghakimi dengan adil, yang menguji batin dan hati, biarlah aku melihat pembalasan-Mu terhadap mereka, sebab kepada-Mulah kuserahkan perkaraku” (ayat 20).

Mengapa orang-orang Anatot ingin membunuh Yeremia? Orang-orang Anatot keberatan karena Yeremia bernubuat demi nama Tuhan. Orang-orang Anatot merasa bahwa nubuat yang disampaikan Yeremia tentang hukuman demi nama Tuhan adalah sesuatu yang mengerikan, menakutkan dan sangat hebat. Maka membunuh orang yang mengucapkan atau menyampaikan nubuat itu merupakan cara bagaimana nubuat-nubuat itu dapat dihentikan dan ditiadakan.

Mengetahui bahwa dirinya berada dalam ancaman dan bahaya, Yeremia tetap percaya kepada Tuhan dan menyerahkan hidupnya kepada-Nya, ia berseru dengan keyakinan yang penuh agar Tuhan sendiri yang akan membalaskan perbuatan kejahatan yang dirancangkan kepadanya. Yeremia berseru, “kepada-Mulah kuserahkan perkaraku”. Dan Tuhan pun mendengar ratapan Yeremia dan menjawab doanya (21-23). Apa yang diancamkan oleh orang-orang Anatot terhadap Yeremia, pada akhirnya berbalik melawan dan membinasakan mereka sendiri.

Sahabat yang dikasihi Tuhan,
Sebagai umat Kristen, kita diingatkan bahwa pada akhirnya kebenaran akan menang melawan kejahatan. Tuhan sendiri yang akan turun tangan membela perkara-perkara orang benar dan jujur. Tetaplah fokus melakukan kebaikan dan kebenaran, jangan gentar dan jangan takut. Ingatlah bahwa Tuhan akan mendengarkan perkara-perkara kita. Yakinkan hatimu dan kuatkan imanmu sebab Tuhan hakim yang adil, yang selalu bersedia mendengarkan ratapan orang benar.

Sekalipun ada banyak yang tidak senang dengan kita, ada orang berusaha menjatuhkan kita, atau mencoba merancangkan sesuatu hal yang membawa bencana pada kita, berserulah kepada Tuhan dengan mengatakan: “TUHAN HAKIM YANG ADIL, KEPADAMULAH KUSERAHKAN PERKARAKU”. Sukacita sejati yang berasal dari Tuhan sesungguhnya jauh berada di atas segala permasalahan, penolakan dan orang-orang yang mengecewakan kita. Amin.

Salam sehat dan bersemangat dalam penyertaan Tuhan (JZ)

Upload: St. Dr. Ir. Hisar Sirait, M.A. CRMS

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: